#DiariRK - Pemaknaan Asrama Agustus : KEBEBASAN



Kebebasan: Bebas dalam Keteraturan


Saya Dian, Mahasiswa Psikologi UI angkatan 2015. Seorang anak rantau dari tanah tempat makanan paling lezat didunia diciptakan, rendang.  Menghabiskan 12 tahun bersekolah formal bertitelkan “negeri”, sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai cerita ini dimulai terhitung 1 Agustus 2016.

            A.S.R.A.M.A, 5 huruf yang mulai menorehkan warna-warna baru dalam perjalanan hidup saya. Hidup diasrama merupakan hal yang terbilang baru bagi saya, meskipun lama menginginkannya, namun Allah baru menakdirkan saya untuk mendapatkannya kini dalam status sebagai salah satu keluarga Rumah kepemimpinan Angkatan 8 dan spesifik sebagai Tiara 8. Singkat cerita, saya dulu sangat ingin melanjutkan pendidikan di salah satu SMA populer di Sumetera Barat yang mengunggulkan pembinaan asrama yang mereka punyai, yakni SMA 1 Padang Panjang. Namun, takdir berkata lain, ridho orang tua yang belum saya kantongi ditambah persiapan menghadapi ratusan saingan yang terbilang minim membuat saya terpental ke sebuah SMA negeri di kota Payakumbuh, yang membuat saya harus puas merasakan asrama ala rumah sendiri.
SMA N 2 Payakumbuh dari atas (Satu-satunya sekolah di Sumatera Barat yang punya bukit milik sendiri : Bukit Sitabuah)




Salah satu sudut di SMA N 2 Payakumbuh (Ceritanya Sekolah Adiwiata Mandiri Nasional *cie gitu)

 Dahulu dalam benak saya asrama adalah semacam tantangan yang harus saya takhlukan, tempat dimana saya akan mendapat tekanan untuk melakukan hal-hal semisal shalat tahajjud, one day one juz, sholat berjamaah dan lain sebagainya, sesederhana bahwa asrama akan mewadahi saya untuk merasakan nikmatnya berislam dalam jamaah. Namun, ketika mengetahui bahwa saya belum ditakdirkan untuk merasakan asrama, saya mengambil kesimpulan bahwa mungkin Allah tau bahwa kelak saya bukanlah orang yang betah dalam kekangan yang diciptakan asrama lewat aturan-aturan yang mengikat. Hal tersebut selalu ampuh saya kambing hitamkan sebagai penenang diri ketika kembali mengingat harapan tersebut, dan jadilah “Dian dimasa SMA” sebagai “wanita kurir” (begitu ibu saya menyebutnya), yang pulang kerumah hanya untuk tidur dan mandi, selalu sok sibuk dengan menghabiskan hampir 3/4 waktunya disekolah dan tak dapat disangkal hal itu menjadikan saya dikenal sebagai remaja perempuan yang bebas dalam artian yang lebih positif (berorganisasi).
Meet Up MPK & OSIS Cafladoepa : Juni 2016

Pengalaman ibu menghadapi saya ketika SMA menjadikan ia sepertinya mulai  mengambil kesimpulan, bahwa kesenangan saya adalah berkumpul dengan banyak orang dan tidak menyukai aturan ketat yang akan mebatasi saya dalam berkarya, karena hal itu jadilah ia orang pertama yang menentang saya untuk masuk asrama RK. Ia berpendapat bahwa saya tidak akan sanggup hidup dibawah sistem asrama yang punya banyak aturan. Pada awalnya saya sempat memikirkan hal yang sama, namun sepertinya tekad saya untuk ingin merasakan hidup berasrama lebih besar dan saya memutuskan untuk mengikuti seleksi tahap 3 RK secara sembunyi-sembunyi kala itu dengan hanya mengantongi izin dari ayah. Sejarah terukir, saya adalah bagian RK 8 setidaknya sampai saat tulisan ini dibuat, dan semoga selamanya.


Pra Asrama Tiara 8 UI


Saya tidak memungkiri bahwa “bebas” adalah kata yang menunjukkan diri saya. Ketika ditanya soal pemaknaan hidup berasrama, maka itu lah yang saya pelajari, makna kebebasan

" Disini, saya mulai memahami bahwa kebabasan bukanlah kemampuan untuk banyak menghabiskan waktu diluar rumah/ tempat tinggal, bukanlah soal seberapa malam seseorang dapat kembali ke rumahnya tanpa ada yang memarahi, bukan juga tentang seberapa beragam aktivitas yang dapat dilakukan diluar rumah, sekali lagi bukan, saya menemukan bahwa sebenarnya keteraturan adalah bentuk kebebasan yang lebih untuh. Yakni bebas untuk merasa aman karena satu sama lain saling menjaga keadaan selalu kondusif, bebas untuk mengembangkan diri karna satu sama lain saling mendukung dan memiliki tujuan yang sama, bebas untuk dapat saling berkabar sehingga kepanikan dapat dikurangi, bebas menyuarakan pendapat atau ketidaknyamanan pada hal-hal yang harusnya bisa lebih baik dan banyak bentuk kebebasan lain yang hanya dengan keteraturanlah kita dapat lebih utuh mendapatkannya"

Itulah yang saya temukan di asrama RK, saya bisa mengatakan bahwa saya tidak atau belum menemui ketakutan akan sistem yang mengekang, yang ada hanyalah sistem yang terus diupayakan menuju ideal dan tetap memanusiakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihan yang melingkupinya. 

Seorang dosen saya di Psikologi sosial pernah berujar “Privasi bukan berarti kebutuhan untuk sendiri, namun ialah kemampuan untuk mengontrol lingkungan sekitar agar terjaminnya keluesan pribadi” (Psikologi Komunitas). Sebagai contoh, sebuah penelitian di Eropa di universitas yang menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi para mahasiswanya, ketika ditanya apakah mahasiswa lebih senang tinggal dalam paviliun berkapasitas sendiri atau kapasitas banyak orang (berempat)? Maka sebagian besar mahasiswa lebih memilih tinggal dalam paviliun berkapasitas empat orang, kesimpulan dari penelitian itu ialah pilihan tinggal bersama ini lebih memungkinkan mereka untuk dapat mengontrol lingkungan sekitarnya, misalkan ketika ia sedang tak ingin diganggu maka ia bisa dengan mudah berkata kepada teman satu paviliun nya untuk tidak mengganggunya terlebih dahulu dan hal lain semacam itu.

 Bersamaan penelitian diatas itu juga dalam islam ditekankan

“jika ingin mengetahui seseorang, maka lihatlah dengan siapa ia berteman”
 (HR Bukhari dan Muslim)

dan saya sangat senang jika orang-orang mulai mengenali saya sebagai Tiara 8 lainnya karena mereka sungguh adalah perempuan-perempuan hebat yang saya amat bersyukur Allah menyelipkan saya diantara mereka semua. Ketakutan akan hilangnya kebebasan hidup berasrama saya yakini adalah mindset yang sudah selayaknya diubah, dan jika orang-orang bertanya apakah ruang privasi saya tetap terjaga dengan berkehidupan di asrama? Saya akan dengan senang hari menjawab “Ya tentu saja, bahkan lebih baik :D”.
Yang memulai : Squad 9, Kamar Moderat (Setelah kompetisi desain kamar) Juli 2016

-Dan cerita ini baru saja dimulai,
Kamar Moderat, 1 September 2016.
(Ceritanya ini Tugas Asrama Agustus *daripada mengendap di folder dan beujung remove wkwk)




Komentar