Dari Om Fromm Buat Kamu dan Ibu


[Mom I'm Growing Up Now]

"Mother : woman who provided roots for her children and motivated them either to develop their individuality and reason or to become incapable of psychological growth" (Bachofen, 1861 dalam Feist & Feist, 2013)

 
Foto diambil di perjalanan kereta dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Universitas Indonesia

Well yeaah 'Rootedness', satu diantara 5 kebutuhan super esensial bagi eksistensi manusia yang dirumuskan Fromm, seorang humanistic psychoanalysis yang berhasil membuat banyak orang jatuh cinta pada teorinya.

Insting beradaptasi versus perasaan terpisah dari dunia yang terus melanda manusia menurut Fromm, telah sukses menjalarkan perasaan terisolasi dan tidak berdaya yang tak tertahankan pada diri setiap manusia.

Namun, Pemilik kehidupan yang Maha Baik telah mencukupkan segala kecemasan tersebut dengan kehadiran seorang malaikat yang tentunya tidak berasal dari cahaya, untuk menyelesaikan segenap perasaan tidak mengenakkan tersebut, malaikat itu lazim disebut dengan nama "Ibu".

Kehadiran ibu telah meyakinkan diri seorang individu, bahwa mereka 'masih memiliki rumah' di dunia yang mereka tempati saat ini.


Eit eit, tapi tugas sang anak belumlah selesai, pekerjaan anak selanjutnya adalah bagaimana mereka memanfaatkan akar yang telah ditanamkan ibu kedepannya, strategi yang tepat (productive strategy) akan membuat anak aktif membangun kehidupannya, tanpa dihantui ketakutan akan ketidakmampuannya terintegrasi di didunia yang semula ia kira tidak mampu menerima kehadirannya. Namun, melesetnya strategi (unproductive strategy) dalam memanfaatkan kebaikan ibu, justru akan membuat anak terjangkit 'fixation' yang membuat ia gagal membangun kehidupan, lantaran kedekatan yang ia takut untuk melepaskannya.

Maka nak, bagunlah, ketika nanti sudah waktunya setiap kontrol dari kehidupanmu seutuhnya jadi tanggungjawabmu,


Tapi kini, tidurlah dulu yang nyenyak, ibu ada disini~

(Repost Instagram 10 Juni 2017)
----
 Bonus, (Karena Manusia Suka Bonus).



"Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri" Al Hadiid [57] ayat 23.



"Cintailah sekedarnya, dan bencilah sekedarnya" Ali Bin Abi Thalib

Komentar