Ibu, Mengapa Perempuan Menangis dan Laki-Laki Tidak?

Andra-Nadia
Seorang gadis kecil melihat ibunya tengah menangis diujung sajadah, tanpa pikir panjang ia langsung mengambilkan beberapa helai tisu dan langsung memberikannya pada sang ibu.

Si ibu tersenyum, lalu kemudian mendekap gadis kecil kesayangannya.

"Ibu, mengapa ibu sering menagis?"tanya sang anak.

"Nak, manusia itu punya hati yang lembut, karena kelembutan itulah, kadang manusia menangis" jawab ibu sambil menyeka beberapa bulir air mata yang masih bergulir dipipinya.

"tapi, aku lihat ayah tidak menangis seperti ibu, aku bahkan belum pernah lihat ayah menangis, ayah hatinya tidak lembut ya bu?"

"haha, kamu ini bisa saja. Nak, kelihatannya perempuan memang lebih sering menangis ketimbang laki-laki, tapi tenang saja, karena mereka sama-sama manusia, maka hati merekapun sama lembutnya.
Namun, kebanyakan laki-laki  memang tidak memilih 'menangis' untuk menunjukkan kelembutan itu" jawab ibu pelan.

"Lalu dengan cara apa mereka menunjukkannya bu?" sang anak kembali bertanya

"Nak, kamu tau pukul berapa ayahmu berangkat kerja?"

"hmm, bagaimana aku tau bu, ayah selalu berangkat bahkan sebelum aku bangun? Mungkin pukul 5, atau bisa jadi lebih pagi"

"kalau begitu, kamu pasti tau pukul berapa ia pulang?"

"hmm, terakhir kali aku memergoki ayah pulang saat itu pukul 10 malam, itupun karena aku tak bisa tidur"

"Nah, begitulah cara mereka menunjukkannya nak, dengan bekerja. Hati mereka sangat lembut, hingga mereka merasa perlu memenuhi kebutuhan orang yang mereka cintai, maka itulah mereka bekerja"

"Tapi itu membuatku tidak bisa menemukan ayah dirumah bu.. itu membuatku sedih"

"hah.. bagitulah nak, sakin lembutnya hati mereka. Mereka tidak ingin melihat anggota keluarganya kekurangan sesuatu apapun, maka mereka terus bekerja keras agar cukuplah semua kebutuhan.

Meski, hal itu pulalah yang kadang membuat mereka lupa, bahwa yang lebih berharga sebenarnya adalah waktu yang dihabiskan bersama-sama, dirumah."

"ibu, cerita ibu membuatku rindu ayah"
sang anak mulai menagis

"Nak, menjadi ayah bahkan menjadi laki-laki sekalipun, sesesungguhnya tidaklah mudah.

Kamu barangkali melihat ibu bekerja seharian, mengurusmu dan abangmu mulai dari berangkat sekolah hingga pulang, belum lagi pekerjaan rumah yang tidak terhitung banyaknya. Tapi yang kamu harus tau, ayahmu pun melakukan hal yang sama, namun caranya berbeda

jika kamu tau betapa besar cinta ibu padamu, maka kamupun mesti tau, cinta ayahmu pun tak kalah besarnya,

Nak, menjadi laki-laki tidaklah mudah, mungkin kamu melihat abangmu senang-senang saja dirumah, tidak harus ikut membantu ibu didapur seperti ibu memintamu,

tapi kelak, tanggung jawab mereka sungguh besar. Kelak, kamu akan tau dengan sendirinya, seberapa besar hal itu.

Saat perempuan bisa menangis menunjukkan perasaan mereka, tapi tidak dengan laki-laki. Masyarakat telah melabel bahwa laki-laki baiknya tidak menangis, meski kadang mereka sangat membutuhkan hal itu.

Saat perempuan dengan mudah bisa memeluk sahabat mereka, bahkan menciumnya sebagai bentuk sayang, hal itu malah jadi hal yang aneh jika dilakukan oleh laki-laki. Walaupun, di negeri arab sana, mereka biasa saja melakukan hal itu agar sahabatnya tau, betapa mereka juga sangat menyayangi sahabatnya tersebut.

Nak, mungkin ayah juga menangis, hanya kamu atau kita saja yang tidak tau"

"Ibu..aku ingin bertemu ayah, bisakah ayah pulang lebih cepat? aku janji tidak menertawakannya jika ia ketahuan menangis olehku" sang anak makin terisak-isak

"Nak, mulai sekarang berjanjilah untuk melihat segala sesuatu secara keseluruhannya, jangan sepotong-sepotong. Apa yang tidak tampak belum tentu tidak ada. Bahkan apa yang sudah tampak sekalipun, bisa jadi belum semuanya.

sekarang ini tisunya gadis kecilku, ibu hanya perlu dua, silahkan ambil satunya. Ayo, kita telepon ayahmu, semoga hari ini ia bisa pulang lebih awal"

----
13.04.17 (Repost Line)

Komentar