Dopamin Ala Mari Mengajar 6

hari terakhir di SD 03 Cikumbeun (murid kelas 1 bu Dian)

Katanya manusia itu penikmat sensasi, selalu mencari cara agar otak tak buru-buru kehilangan kadar dopamin yang secara biologis bertanggung jawab atas perasaan senang dan nyaman seorang manusia.

Segala cara kita lakukan, mulai dari makan ice cream baskin robbin pakai voucher gratisan bank MEG* , hangout bareng mereka yang kalau kumpul bikin ribut satu lokasi wisata, atau mantengin likes post ig tiap 40 detik sambil berdoa si doi notis dengan ikutan ngelike juga.

Sampai suatu hari remaja nanggung sok kekinian secara dadakan memilih mendamparkan diri di sebuah tempat bernama Desa Cikumbuen, alasannya sederhana : mencukupi asupan dopamin yang selama ini cukup-cukup aja sebenarnya.

Mengganti pemandangan gedung dengan gunung, hape dengan manusia, sampai menjawab pertanyaan absurb ini : "manusia, penikmat sensasi atau pencari esensi?"

Dan ya, remaja nanggung tersebut dalam 10 hari perjalanannya di tempat itu mulai menemukan, bahwa senang dan bahagia itu memang tidak sama. Senang itu cuma-cuma, sementara bahagia itu berbayar.
Tapi tenang, percayalah kita semua telah dikaruniakan cukup bekal untuk membayar berbagai jenis kebahagiaan yang kita mau.

Berjalan sedikit lebih jauh untuk menemukan bocah bocah krunyel ompong yang selalu semangat kesekolah yang cuma punya 3 kelas, bangkit dari rasa gagal karena pamor tukang cilung yang selalu berhasil membuat mereka keluar kelas,menemani si bocah menggambarkan mimpi-mimpi di usia dewasa yang menakjubkan meski mereka harus berdamai dengan keberadaan guru yang kadang hilang entah kemana, mendatangi rumah-rumahnya dan bercerita pada orangtua betapa mereka jangan sampai berhenti hingga jenjang SD saja.


Atau menjadi teman pesta dari penghuni desa yang selalu senang mengajak orang mampir kerumahnya.
Juga menjadi setengah waras bersama mereka yg dikenal lewat kentut dan antrian mandi di pagi hari, dan semuanya, hingga menerima suatu hari dimana kita harus tidak serumah dan tidak satu projek lagi. Itulah harga yang mesti dibayar, setimpal dg kebahagiaan, yang sulit sekali menampiknya.


Terimakasih @marimengajar , untuk asupan dopamin yang tak sekedar penuh sensasi tapi juga bergelimang esensi.

(Repost Instagram 28 Agustus 2017 *dengan foto yang berbeda - Cerita lengkap MM6 11-20 Agustus Menyusul ;) )

Komentar