Hallo Self, How are You Today

Belitong, 26 Juli 2017

Semua bergulir sangat cepat,

Sedih berganti senang,
Belitong berganti depok,
Benci berganti cinta,
Usia bermain tanah dan pasir berganti dengan usia bermain kertas dan spekulasi,
Juga kehidupan yang hanya dalam sekedipan mata berganti dengan kematian
Kita mungkin sangat senang menghayalkan, akan seperti apa rasanya menjadi seorang wisudawan,
Memakai gaun terbaik di hari pernikahan,
Naik sampan berdua-dua-an dengan ia yang sudah halal,
Atau sekedar mencicipi nikmatnya uang dari keringat sendiri,
Membeli barang tanpa pusing soal kode pembayaran,
Liburan ke Khazakhstan tanpa harus menunggu hari lebaran,
Atau sesekali merenungkan bagaimana bentuk diri ini di hari tuanya kelak,
Menjadi wali nikah dari anak-anak yang telah tumbuh dewasa,
Menimang cucu,
Serta menghabiskan masa tua dengan mereka yang sangat berjasa menyelamatkan kita dari derita kesepian, sambil duduk-duduk di kursi goyang.
Tapi lucunya, kita atau siapapun itu tidak pernah benar-benar bisa memastikan "Akankah semua hal itu benar-benar terjadi?". Apa jadinya jika kejutan ajal lebih dulu datang tanpa seorang pun mengundang. Saat, yaa, semua hal diatas baru sekedar jadi angan-angan belum kesampaian.

Tidak ada yang salah dengan mimpi dan masa depan, malah jadi salah jika tidak memiliki dan merencanakannya (sembari soal eksekusi memang hanya Tuhan yang punya kuasa). Tapi sepertinya ada satu hal, yang kita jangan sampai lupa, ia adalah 'hari ini'.

Saat kita memberikan banyak waktu untuk hal-hal di masa mendatang, sepertinya tidak ada salahnya jika kita juga menyisakan kenangan -kenangan manis hari ini. Duduk dan tersenyum pada orang-orang dalam kereta dan melepaskan diri dari aktivitas eksistensi, yang membuat kita sulit berhenti. Menanam sedikit benih kebahagiaan dan kebaikan, agar jika datang masa berpulang itu sekarang, kita pulang dengan perasaan tidak terlalu menyesal. Keluar dari rumah, dan menyapa tukang bubur yang sering kita lewatkan wajah riangnya, mempersembahkan satu senyum terbaik buat dunia pagi ini bukan sekedar simpul senyum sempurna di depan cermin, dan mulai hidup untuk hari ini.

Maka mari hidupkan hari ini (meski banyak hal pergi silih berganti).

Repost Instagram 3 Agustus 2017

Komentar