Tuan dan Nona : "Bagaimana jika mereka memiliki karakter yang sama?"



"Nona, bagaimana jika ada sepasang kekasih, mereka saling mencintai, tapi mereka tak banyak berkomunikasi"

"Wah, pasangan yang mana lagi ini tuan? Haha. Hmm, mungkin mereka hanya berkomunikasi dengan cara yang kita tidak tau"

"Bagaimana kalau mereka bertemu, tapi hanya diam, tidak berbicara satu sama lain"

"Ooh, barangkali mereka berbicara lewat tatapan mata atau sesuatu seperti itu. Ya, karena lumrahnya orang-orang berbicara lewat mulut dan suara, jadi kita kira mereka yang diam-diam saja itu tidak berbicara. Padahal kita mungkin hanya tidak tau, ada bahasa-bahasa khusus yang hanya mereka saja yang mengerti. Sehingga hanya diam dan keheningan sajalah yang terlihat"

"Bagaimana jika mereka memang sama-sama memiliki karakter tertutup, apakah hubungan seperti itu masih bisa dilanjutkan?"

"Haha, bahkan aku tak tau, pada bagian mana dari itu semua yang cocok jadi alasan hubungan itu tak harus dilanjutkan"

"Tuan, kau pernah main puzzle ?"

"Pernah"

"Apakah mereka terlihat mirip?"

"Ya, secara umum mereka mirip"

"Hmm begitu, tapi kira-kira apa ya tujuan orang bermain puzzle?"

"Hmm, menyatukan semua bagian puzzle agar jadi suatu bagian utuh, mungkin?"

"Caranya?"

"Ya, kau temukan bongkahan yang pas untuk mengisi sudut-sudut yang rumpang"

"Lha, bukannya mereka semua mirip, bagaimana mereka akan saling mengisi bagian yang rumpang kalau mereka semua.."

"Ya, mirip bukan berarti sama Nona, ada celah yang membuat mereka tetap saling terhubung, puzzle satu dan puzzle lainnya. Hei tunggu, mengapa jadi aku yang menjawab semua pertanyaan? Bukannya aku yang tadi sedang bertanya?"


"Hah memang iya. Kalau begitu apa pertanyaannya?"

"Ayolah nona, jangan pura-pura lupa ingatan"

"Haha, okeoke, tapi pertanyaannya sudah terjawab Tuan!"

"Bagaimana bisa.."

"Iyaa, bisa. Kau sendiri yang menjawabnya. (sambil melihat jam tangan) Baruu.. saja "

"Hah?"

" Ya, kau bilang mirip bukan berarti sama? Jawaban apa lagi yang lebih sempurna dari pada itu?"

"Oh Tuhan, yang benar saja? Kau menghipnotisku nona!"

"Kenapa aku? Kau yang menghipnotis dirimu sendiri, haha"

"Tuan, seperti puzzle. Dua orang yang saling mencintai itu seperti puzzle. Saling mengisi bagian yang rumpang. Mereka bisa jadi terlihat sama, tapi kenyataannya, mereka tak pernah benar-benar sama. Selalu ada celah, seperti yang kau bilang."

"Nona, Terimakasih"

"Aku yang harusnya berterimakasih. Terimakasih sudah bertanya dan dengannya kau menunjukkan 'harapan'. Tenang tuan, mereka masih ada harapan, sebagaimana kau masih memilikinya hari ini, dan di hari-hari kedepan" (Sambil menepuk-nepuk bahu Tuan)

"(Sambil menangis) Inilah yang membuat kau selalu memenangkan seluruh hatiku, Nona. Terimakasih, aku tak tau cara membalasnya."

"(Sambil menunjuk bahunya) Tetaplah punya harapan, bagiku itu cukup"

Sekarang Tuan menangis di bahu sang Nona. Begitulah, mereka kini menikmati matahari tenggelam diujung taman. Dengan anak-anak yang berlarian, di hamparan rumput yang lapang.

Dari pertanyaan seorang pria berkaca mata hitam, di 2015.

Komentar