Cari..

Lagi nyari jalan ke nyer


[Hidup, cari apa? ]


Ada banyak sekali pertanyaan, lalu lalang, simpang siur, hidup dan menghidupi kehidupan. Kita terus mencari, jawaban satu ke jawaban yang lainnya. Menetaskan banyak sekali defenisi, teori, analogi, syarat anomali juga kontroversi. Tidak apa-apa, semua itu sungguh tidak apa-apa. Asal ada hasrat untuk bertanya, mungkin hasrat untuk hidup juga.

Hidup ini, katanya, bisa diibaratkan sebagai 'perjalanan yang banyak hiasannya' dimana kita hanyalah seorang musafir. Ada ribuan rute, rambu-rambu, tanggul, bentuk awan, derajat suhu, pemandangan, juga orang-orang yang berseliweran, mondar mandir, datang dan pergi. Semuanya itu, tak ayal memberi pengaruh yang besar pada sang musafir yang terus mencoba mencari jalan. Beberapa jalan sangat sulit dilewati, penurunan yang curam, pendakian yang terjal dan kerikil yang kecil-kecil bikin kaki pincang. Ada juga jalan yang melenakan bin memabukkan, jalan yang membuat kita enggan beranjak, enggan meneruskan perjalanan.
Tidak mengapa, mungkin ciri khas jalan yang beragam itulah yang akan kita kenang, jadi cerita diakhir perjalanan.

Keinginan untuk berkuasa, dendam masa lalu, ambisi untuk membersihkan nama baik, pembuktian atas nama cinta dan semua yang membuat kita mengubah rute dan tujuan awal. Tidak masalah, yang penting kita puas.

Puas untuk apa dan dengan yang bagaimana, terserah saja. Semua tidak lagi terlalu penting, karena nyatanya, kepuasan telah melarang kita banyak bertanya, kepuasan kita juga kabarnya jadi sumber nelangsa bagi cerita perjalanan, yang tidak pernah kita sendiri, melakoninya.

Perjalanan kita, semoga menemukan makna, bukan puas semata. Perjalanan kita, semoga mendekatkan kita, ke titik awal-mula. Maka dengan begitu, marilah kita membaca dan bertanya sebelum sesat, sebelum rehat.


Didedikasikan untuk teman jalan, dari bagian seksi konsumsi yang masih gagal membaca peta


(Repost Instagram 30 November 2017)

Komentar