Sekarang-Sekarang ini

(Jangan tanya betapa artistiknya foto ini)
Sekarang-sekarang ini banyak hal terlalu mudah,  tapi juga teramat rumit di sisi yang lain. 

Kita mendapat kemenangan atas keinginan besar raja Firaun atas keberpunyaan akan mesin pendingin. Sekarang kita menamainya AC,  mesin pendingin,  enak sekali digunakan jika panas matahari ingin mengerjai. 

Tapi,  di sisi lain,  kita kalah atas ketahanan hati Bilal yang rela dijemur di tengah panasnya matahari padang pasir. Hatinya terlanjur dikuatkan oleh keyakinannya,  apapun perkaranya mudah saja waktu itu.  Tinggal jawab "Ahadun Ahad!", maka selesailah semua perkara,  kebal atas segenap rasa sakit. 

Di zaman serba kecanggihan ini,  kita patut berbangga atas penemuan arus arus baik yang menghadirkan fenomena 'listrik'. Salah satu juru kunci kehidupan masa kini. Keberadaannya mampu membawa kita melalang buana,  jauh menembus jarak batas ruang dan waktu. 
Pakaian kusut dengan mudah menjadi rapi tak terperi, air air yang dingin menjadi hangat hingga panas,  mudah saja.  Sang fenomena listrik sebabnya. 

Malangnya,  kita tak setangguh para  pendahulu kita yang tanpa fenomena listrik mampu bertahan hidup lebih lama. Berjalan puluhan bulan demi kota tujuan. Apakah menurut ilmu,  atau menyambung kehidupan,  mencari dan menimbang-timbang mana yang lebih baik. Harapan hidup yang baik. Jadinya mereka terus bekerja. Tak sempat memikirkan nelangsa yang menaungi masa muda. Hidup dan kehidupan yang mesti terus berlanjut,  enggan diakhiri tanpa sebab yang pasti (ajal,  sakit,  dan takdir kematian yang lainnya). 

Hah,  nyatanya ujian kemudahan memang tak dapat dipungkiri bikin sengsara. Makin semuanya mudah,  lucunya banyak hal jadi makin sulit. Sulit dimengerti jika memakai logika sederhana. 

Rumah yang makin dekat dengan sekolah,  dan anak anak yang lebih sering datang terlambat. 

Gojek gojek yang hilir mudik dan keengganan berjalan apalagi datang pagi ke kantor. 

Kereta kereta cepat dan alasan sikut menyikut yang makin kuat. 

Hidup yang serba berkecukupan dan keinginan mengakhiri hidup itu sendiri dengan segera. 

Aneh ya? 

Apa ya maksudnya ini semua? 

Kebebasan,  kekayaan,  kemudahan,  keterbukaan,  nyatanya jadi ujian tersulit kita sekarang-sekarang ini. 

Bikin kalut bin bingung. Entah apalah yang sekarang-sekarang ini kita berlomba-lomba mencarinya. Mendapatkannya. 

Entahlah,  sekarang-sekarang ini, jadi gampang bikin bingungnya. 

(Setelah berkali-kali gagal post via telepon pintar, entah kenapa ia eror disaat pemiliknya sedang mencoba produktip wkwk)

Kereta arah ke Lenteng Agung, setelah acara monev di desa sejuk,  24 Januari 2018.

Komentar