Terbit Terbenamnya Sebab Akibat

"Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit"-dari seseorang berwajah menyenangkan di Novel Rembulan Tenggalam di Wajahmu (Tere Liye).
.
Bagaimanalah, dalam hidup ini, kita tidak mungkin tau segala hal. Apa-apa sebab akibat dari kehidupan yang kita pandang biasa, tidak berguna, bahkan menyakitkan. Bisa jadi adalah sebab akibat terbaik buat orang lain, yang kita lagi-lagi tidak ketahui. Jadi, dengan memahami bahwa setiap potongan hidup itu indah, bermakna, maka tidak ada lagi alasan untuk bermuka masam pada kehidupan. Karena setiap hari, setiap saat sesungguhnya kita bisa jadi sebab-akibat kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
.
Begitulah, ketidaktahuan kadang-kadang adalah penjelasan yang tertunda. Atau mungkin, penyelamatan paling mutakhir dari "tau" itu sendiri. Namun, meski tidak semua 'tau' itu kita dapatkan, tapi ada tau universal yang tentu tidak bisa kita tampikkan. Bahwa setiap jalan-jalan yang baik, dekat dengan orang-orang baik, mampu melabuhkan kita pada muara kebaikan pula diakhirnya. Syaratnya mudah, asal tidak dicapai dengan cara buruk, dan tak dicampuri oleh niatan yang tidak baik.
.
Dari terbit dan terbenamnya sebab-akibat FUSI tahun ini,
.
Tahun depan gimana ya?

Anyer,  23-24 Desember (Repost Instagram 5 Januari 2018)

Komentar