ANAK GENG MANA?

alun alun lamongan ksatria
"Selamat Datang Dewasa Muda", setelah bertahun-tahun berkutat dengan isu identity vs identity confusion, akhirnya kita sampai juga pada masa ini, masa awal dewasa muda.

Pertama-tama mari ucapkan selamat pada diri yang semoga saja sudah menemukan siapa dan kemana sebenarnya ia akan bermuara. Kita yang dulu dihujani banyak label, mulai dari nakal, suka keluyuran, lebih suka main sama temen, dan rentetan kasus curhat masal orang tua tentang kita yang apa boleh dikata, sibuk mencari jati diri (hasik).
Dengan semua label tersebut, plus segenggam pengalaman yang merangsek jadi nilai dan pemahaman sendiri, semoga kita benar benar siap untuk ini. Untuk kehidupan dewasa yang kabarnya ganas tak terkira.

Kalau kata Mas Ericsson (1950), tantangan selanjutnya buat kita adalah memenangkan krisis Intimacy vs isolation, dengan "cinta" sebagai hadiah utamanya (berkembangnya value berupa 'love' jika berhasil melewati krisis).

Jadi, meskipun sedikit menggelikan, banyak-banyak lah bersabar dengan pikiran yang mulai dipenuhi pertanyaan "Teman hidup gue ntar kayak gimana ya?" dan yang semacamnya. Karena kata teori Mas Eric, itu sangat. Amat. Wajar.

Walaupun lucunya kita sering terjebak pada keadaan biasa saja pada orang yang mengaku tertarik pada kita dan menggilai seseorang yang tidak tau dengan topik seperti apa bisa diajak ngobrolnya. Keadaan yang membuat kita berpeluang merasa 'terisolasi' dan gagal memenangkan value 'love' tersebut.

Tenang, dibalik semua kisah-kisah nestapa itu, kita harus ingat satu hal. Bahwa cinta tidak hanya disediakan oleh ia yang kita nanti-nanti kehadirannya di halte bis, atau yang wajahnya terbayang-bayang sampai alam mimpi. Meski sering dilupakan, kita punya mereka yang kita telepon kalau uang di saku mulai membuat makan di warteg hanya berlauk-kan tempe orek dan mereka yang pagi ini masih ngorok gara-gara curhatan unlimited kita semalam.

Jadi, sebelum kita nge-Gas melabrak ia yang udah bikin susah tidur berhari-hari, pastikan bahwa kita telah safety dari membuat mereka yg udh memberikan segalanya buat kita, merasa diperlukan tidak adil.

"Anak mana lu bray? diem2 bae, sini maen ama gua"

(Repost ig 11Maret 2018)

Komentar