Teman yang Menguntungkan

 
foto angkatan sebelum amazing race
Suatu hari, kita pasti pernah bertemu dengan seseorang teman, yang lucunya, cuma muncul saat-saat ada perlunya. Mencari saat ada maunya, dan pergi saat semua hajatnya terpenuhi.


Tidak apa, di hari yang sama, kita temukan lagi seorang teman, yang sakin konyolnya membuat kita tak punya pilihan lain selain tertawa bersamanya, yang bertanya kita dimana saat tidak ada, dan yang terpenting, yang dalam hening mendoakan kita tanpa diminta, meski kita tidak selalu ada buat dia.

Begitulah pertemanan, begitulah kehidupan, sama-sama menarik. Karena kita tidak pernah benar-benar dalam keadaan ideal, dalam apapun itu kasusnya. Ekspektasi kita selalu lebih tinggi dari kenyataan yang terjadi. Saat kita berharap teman yang hanya mencari kala ada perlu itu berubah, kita lupa, kita pun juga belum berubah untuk teman yang selalu kita buat menunggu, yang selalu berusaha hadir di momen-momen pilu dalam hidup kita. Kita ingin diperlakukan se-ideal ekspektasi kita kepada orang lain. Tapi, kita kadang-kadang menutup mata tentang, "apakah kita sudah memenuhi ekspektasi orang lain?"

Alhasil, kita sejenak manggut-manggut, mulai paham, bahwa selamanya akan ada jarak antara ekspektasi dan realita. Entah oleh kita, ataupun orang lain. Karena semua orang bukan kita, dan kita tidak bisa menjadi semua orang.

Lantas, apa kemudian fakta itu membuat kita gagal menafsirkan hidup sebagai sesuatu yang baik? Sebaiknya jangan, percaya atau tidak, jarak itulah yang membuat kita terus bergerak, berpikir untuk berubah dan membuat semua jauh lebih baik dari sebelumnya, untuk selalu mendekati keadaan ideal.

Jarak itulah yang membuat kita belajar, bahwa dibalik teman yang terlihat hanya mencari keuntungan, terdapat sifat-sifat kita yang ternyata tidak jauh berbeda dengan itu. Karena keuntungan dalam pertemanan tidak melulu soal senang-senang, tapi juga kemampuannya memantulkan sifat sifat pahit yang selama ini kita belum sadari keberadaan nya.

Setiap pertemanan itu menguntungkan, dan kita selalu punya pilihan, membuatnya berkesan, penuh pelajaran, atau bisa jadi keduanya.

Komentar