2020 : SELAMAT REPOST 2019!


salah satu foto 2019 yang masih mengundang rahasia,
cantik tanpa bedak, tamvan tanpa pomade

Hari ini 5 Februari 2020
Sedikit mendung di kawasan Cimanggis sekitarnya,
Alhamdulillah mendungnya tidak menular ke hati

Akhirnya 2019 benar-benar berlalu, jika ada kata yang dapat menggambarkan bagaimana 2019 itu bagi seseorang yang sedang mengetik sambil mengunyah kuaci keluaran Indomaret disampingnya, maka kata itu adalah : Pe-la-ngi. Klasik, tapi begitulah adanya.

2019 yang penuh dengan air mata, air ingus, air ludah, air ledeng, air darah dan komunitas air-air lainnya. Pelangi yang baru datang ketika air hujan selesai turun. Pelangi yang indah, yang hanya bisa dinikmati jika kita sabar menanti hujan usai. Maka, barangkali pelangi sesungguhnya bukanlah warna-warna indah yang muncul setelah pantulan cahaya itu mengenai air hujan, melainkan waktu tunggu antara hujan dan pelangi yang menjadikannya penuh penantian, harapan dan kesabaran.

Jadi, agar blog kusam tua renta ini kecipratan momentum 2019 yang sungguh menguji iman dan ingatan agar tidak buru-buru melupakan, izinkanlah penulis yang bisanya repost-repost ini kembali me repost-repost karena kebiasaan nulis di caption ig akibat kemalasan duniawi membuka laptop yang ia alami.

Jika di 2019 penulis yang pemalas ini berhasil memaksa dirinya menulis minimal satu setiap bulan, maka 2020 agar supaya terjadi peningkatan, penulis akan berusaha menulis dan merekap kejadian setiap minggu. Bukan agar penggemar terhibur, mengingat blog ini adalah kesenangan pribadi dan minim penggemar, melainkan agar ia tetap menulis dan memiliki pertahanan diri jika bakteri susah bersyukur kelak menghampiri.

Sebab, 2019 meskipun banyak air mata jatuh tanpa diminati, banyak hal baik juga terjadi dan tentu tidak sekalipun disesali. Mulai dari menjadi pengajar gerakan ui mengajar angkatan 8 di temanggung, bergabung menjadi pengurus inti bem ui 2019, merasakan hidup bersama koloni kusta bersama volunter dari jepang di Nganget Work Camp 2019, dan mengurusi fesrak bersama orang-orang setengah waras yang hampir merenggut amygdala, juga aksi memantai di pulau pari sebagai pelarian diri paling mutakhir bersama yang mengenal kita dengan sederhana, juga banyak hal lainnya yang tentu akan baik jika jadi memori dan ingatan sendiri dalam diri. Semuanya, sungguh tidak pernah disesali bagaimanapun ia diakhiri.

Maka, selamat(kan) dirimu 2020!

Komentar