|
foto setengah rela karena akan berangkat meninggalkan Sebira (tempatnya sabar dan gembira berpadu) |
Kata orang, percaya kebetulan di tahun 2018 itu benar-benar keterlaluan.
Pasalnya,
sejak zaman Einstein memutuskan bersiteru dengan Niels Bohr, kita
mengenal ungkapan ini "Tuhan tidak bermain dadu dengan alam"-Einstein.
Karena
itu, Hukum-hukum alam sejatinya tidak menulis lebih dulu apa
yang harus terjadi; hukum-hukum itu mendeskripsi apa yang telah terjadi
(Mackay, 1922). Seperti kenapa matahari terbit dari timur, apel mendarat
ke arah pusat bumi, dan yang paling menarik bin misterius "mengapa
orang-orang bisa saling bertemu dan saling tidak bertemu?"
"Jadi, kenapa ya kita dipertemukan?"
Mungkin
karena Tuhan tau dengan siapa kita paling nyaman menghabiskan senja,
dan mensyukurinya sebagai nikmat diujung hari yang cuma-cuma, namun
sering dilupa.
Mungkin karena Tuhan mengerti, kenal, kapan dan
dimana tempat terbaik untuk menyadarkan kita bahwa sabar dan gembira
nyatanya bisa selalu datang bersama.
Dengan begitu, dadu kita
agaknya tak pernah terlempar. Ia selalu bergulir dengan maksud dan
tujuan. Sebab setiap pertemuan itu berharga, dan pasti ada maknanya.
"Namanya
Pulau Sabira, tempat dimana kita menghabiskan senja, berdoa, memohon
biar dapat memandanginya lebih lama, dan sedikit lebih lama lagi"-2018
Terimakasih, soreku nyaman denganmu.
Repost ig @dianfhaatma, September 2018, ingatan ingatan lain tentang ENJ dapat dilihat juga di http://ekspedisinusantarajayaui.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar