Ke-Candu-an yang Hakiki

Di kelas sosial 1 SMA N 2 Payakumbuh, 2014
"Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya" 
(At-Thalaq : 3)

Tulisan ini dipersembahkan untuk Cafla 17 yang akan menempuh ujian Nasional di 10 April 2017.

[Karena Sekolah Itu Candu]

“Paling sedikit duabelas tahun waktu dihabiskan untuk bersekolah. Masa yang lama dan menjemukan jika sekedar mengisinya dengan duduk, mencatat, mendengarkan guru berceramah di depan kelas, dan sesekali bermain. Sekolah memang bisa mencetak seseorang menjadi pejabat, tetapi juga penjahat"
― Roem Topatimasang, Sekolah itu Candu

Dibalik semua desas-desus terhadap institusi mulia bernama "sekolah"


Entah itu kritik bahwa ia hanya mampu menciptakan murid yang pintar bukannya benar

Lalu, komentar kalau ia mengajari siswa caranya tidak salah bukan belajar dari kesalahan

Atau tentang keinginannya menjadikan manusia rasional, seraya proses didalamnya membuat si subjek tak punya cara lain selain kembali pada ritual-ritual yang kelewat masuk akal

Juga, cerita miris lakon berseragam yang berjuang melewati air bah, meski ia tau, kelak kesibukannya tak akan jauh-jauh dari sawah

"Masihkah pantas sekolah mengakui diri sebagai pemeran tunggal yang mencerdaskan dan memanusiakan seseorang?"

Lalu apa yang membuat kita bertahan? : Karena Sekolah itu Candu

Dibalik itu semua, sekolah selalu punya cara untuk tinggal dihati pemainnya, cerita persahabatan, cinta ala-ala, dan perpisahan juga harapan, sekolah telah mengunci jenis-jenis harta karun favorit manusia, agar mereka tak cukup alasan buru-buru meninggalkannya
.
Plus ungkapan"cewek paling cantik adalah cewek yang pake seragam" yang sulit ditampik ya kan? Haha

Jika sudah candu, bagaimana jika kecanduan itu kita buat lebih bermakna?

Kawan-kawan Cafla 17 dan semua yang akan melewati satu momen paling abstrak bergelar UN, insyaAllah usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Katanya lebih susah jadi orang baik ketimbang orang pintar, dan izinkanlah yang baik tetap baik, yang utama tetap utama.

.
Mari sisakan sedikit makna untuk ini. Kertas-kertas itu akan lapuk termakan usia, namun integritas,
terkenang selamanya-(Repost Instagram 10 April 2017)

Komentar