#DiariRK Pemaknaan Asrama November : "Warm Giant"









Pagi ini, 30 November 2016.
Ditengah jeratan tugas, kuesioner yang tergeletak konyol disamping  piring makan dan segenap pikiran akan makalah penelitian yang membabibuta.
(Dan pembukaan ini tentu saja sangat berlebihan)

Besok adalah tanggal satu, apa yang menarik dari tanggal 1? Ya, ada hal yang lebih menarik selain mengingat 2 minggu setelah tanggal satu ini adalah libur semester , yaitu tugas bulanan. Dalam hal ini pemaknaan asrama.  Saya Dian, Tiara 8 UI, dan inilah cerita pemaknaan saya dibulan ke-4 pembinaan, November 2016.
Bulan ini masih sama sibuknya dengan bulan-bulan sebelumnya, mungkin juga lebih parah. Agenda yang semulanya kosong, mulai sesak dipenuhi agenda-agenda yang mengharuskan kita menyiapkan jas seragam yang semoga saja tidak kehilangan kewibawaannya. Setidaknya ada hal menarik  dan bersejarah yang saya akan selalu ingat terjadi dibulan ini.
Hal itu adalah, maraknya aksi “nyalon”. Nyalon disini tentu bukan aktivitas seperti, pedikur, medikur dan potong kukur atau hal semacam itu, bukan, tentu saja bukan. Lantas nyalon disini adalah bentuk pencalonan diri  sebagai petinggi (ketua, wakil, dll) ke berbagai lembaga atau instansi di kampus maupun luar kampus. Dalam hal ini, yang paling lumrah marak ialah, aksi pencalonan sebagai Ketua BEM/ DPM fakultas, dan himpunan mahasiswa departemen. Hal ini selalu menjadi pembicaraan menarik di grub angkatan regional, beserta foto-foto calon yang bertebaran memenuhi timeline obrolan tersebut.
You are Living with the Giant! Kata-kata  bang Bach itu agaknya mulai terbukti kebenarannya. Saya merasakan semangat menjadi bagian solusi yang menggelora, pada siapa saja yang mengaku sebagai anak binaan di asrama ini. Semuanya saling mendukung satu sama lain, disadari atau tidak oleh orang yang nyalon, dan ini terasa sangat, hangat.  Dukungan yang terkadang disampaikan lewat candaan atau sindiran ini selalu membuat ramai, dan setiap orang tidak mau tertinggal kabar terbaru dari setiap masing-masing calon. Dengan keyakinan bahwa bukan jabatan tujuan utamanya, tapi menjadikan wadah ini sebagai cara untuk mencapai cita-cita kebaikan sesama, ya itulah yang saya yakini, dan semoga memang begitu.
Saya teringat sebuah teori dalam psikologi positif yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, judulnya  “Hierarchy of Needs”. Pada teori ini dikatakan ada 5 tingkatan (hierarki) akan kebutuhan dasar agar seseorang bisa memperoleh kebahagiaannya. Tingkatan pertama ialah Fisiologi, teori ini percaya bahwa  seseorang akan memperoleh kebahagiaanya jika kebutuhan dasar fisologi nya terpenuhi, seperti kebutuhan makan, minum, sex dan sebaginya. Kedua, Keamanan atau security, yakni kebutuhan merasa terlindungi dari hal-hal yang mengancam baginya, yang dapat dipenuhi oleh dirinya serta lingkungannya. Ketiga, sosial, yakni kebutuhan  untuk berhubungan baik dengan lingkungan sosial. Keempat, esteem atau harga diri, yakni kebutuhan untuk merasa bahwa kehadiran dan hidupnya berharga bagi orang disekitarnya. Kelima, Sefl Actualization, yakni kebutuhan untuk mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri. Saya rasa teman-teman diasrama ini, terutama yang tengah menyalonkan diri menjadi ketua disana-sini telah mencapai tingkatan kelima dari teori diatas, yakni Self Actualization, yang artinya dalam teori ini mereka sudah sampai pada tahap akhir pemenuhan kebutuhan, untuk mampu memperoleh kehidupan yang bahagia. Meskipun dalam bukunya Maslow berkata, bahwa tingkatan atas hanya mampu dipenuhi juka seluruh tingkatan bawah sudah terpenuhi, namun hal ini kiranya dapat dibantah. Karena pada banyak kasus, orang-orang yang tidak mampu memenuhi anggaplah aspek fisiologisnya, tetap bisa mengaktualisasikan dirinya, untuk jadi bermanfaat bagi sesama., termasuk bagi teman-teman disini. Kita temui, beberapa bulan uang asrama belum turun, tapi hal tersebut tentu bukanlah halangan yang berarti.
So, ayok Aktualisasi Diri dan jadi bahagia! Semoga, semesta mendokan kalian dan kita semua, amin. Dan tetplah hangat dan membumi meskipun lapisan atmosfer tinggal satu jengkal, dan ingatlah bahwa selalu ada embun-embun kecil yang membuat awan dapat bersentuhan dengan lagit.
SEMANGAT YOUNG LEADER!
Kamar Moderat.
30 November 2016

Komentar