hari ini Dua Tahun Lalu : Dear Angkatan 9

18.06.2016-sampai surga

Tulisan ini mungkin akan jadi salah satu tulisan yang terserak,  tidak terlalu penting,  mengingat yang menuliskannya bukan orang yang bisa disebut istimewa. Tapi,  sebagai seorang teman dan kakak yang pernah merasakan apa yang kawan-kawan akan lewati, semoga kata-kata di tulisan ini ada gunanya.

Pertama-tama, selamat. Hari-hari pembuktian bahwa "usaha tidak pernah membohongi hasil" telah kawan-kawan tuai,  hari itu 22 Mei 2018. Semoga turut jadi pembuktian,  tentang betapa Maha Mendengar nya,  Ia yang seringnya kita temui hanya kala ada maunya saja.

Dari hati terdalam,  izinkan kami menyatakan bahwa kami sangat senang kedatangan keluarga baru  seperti teman teman , wajah wajah sumringah tanggal 26 Mei waktu itu. Hal yang membuat mengapa mempersiapkan proses seleksi 1-3 tidak boleh sembarangan dan tanpa persiapan. Walau harus skip agenda leyeh-leyeh hari minggu dan menunda beberapa agenda membuat tugas kuliah. Percayalah,  tidak akan ada yang tega dengan sengaja merusak senyum-senyum itu, hari itu dan hari-hari seterusnya. Karena proses memulai itu tidak pernah mudah,  maka semoga teman-teman tetap melangkah dengan senyuman itu, harapan yang sama dengan hari itu. Apapun tantangannya nanti.

Tentu kawan-kawan akan bosan membaca tulisan ini jika ia terlalu panjang dan bertele-tele. Maka,  untuk membuatnya lebih singkat,  seseorang yang diakhir masa pembinaan sering berkata "coba sadar dari dulu.. ", "Duh,  kenapa gak dari dulu.. ", " kalau dulu kayak gini,  mungkin..",  ingin mengutarakan beberapa hal. Agar kelak,  teman-teman tidak perlu mengeluarkan kata yang sama,  yang sebenarnya tidak baik  diungkapkan.

Di dunia ini,  ada begitu banyak hal yang tidak ideal, tidak sempurna. Salah satunya rumah kita,  Rumah Kepemimpinan.

Akan ada suatu masa dimana teman-teman merasa tidak nyaman,  tidak lagi senang berada di rumah. Entah karena sistemnya,  karena saudara di asrama,  supervisornya, dan masih banyak lagi. Masa itu mungkin datang di awal masa pembinaan, saat teman-teman harus bangun sangat pagi dan apel setiap hari. Masa itu juga bisa hadir di tengah masa pembinaan,  saat teman-teman menjadi sangat jenuh akan gelimang tuntutan dan amanah sana sini serta berbagai isu yang sangat senang menggempur rumah kesayangan kita,  untuk beragam alasan. Ia dapat pula hadir di akhir pembinaan,  saat teman-teman merasa tidak cukup bercahaya untuk melanjutkan hari hari bersama mereka yang menjulang menghebatkan diri.

Saat masa-masa itu tiba,  ingatlah pesan ini.

Ingatlah bahwa ekspektasi kita atas suatu hal tidak mesti selalu dimenangkan. Karena kita tidak selalu tau makna dari suatu hal, suatu aturan, sampai benar-benar ikhlas mencari tau. Karena apa yang kita suka belum tentu baik,  dan apa yang kita tidak suka belum tentu buruk.

Sebab kita juga butuh ruang untuk terus bergerak,  melakukan perubahan dan perbaikan. Maka ruang itu terberi dalam bentuk "keadaan tidak ideal", yang semoga ketika keadaan itu hadir, teman-temam telah siap untuk jadi yang bergerak, jadi yang mengarahkan ke arah yang lebih baik.


Ingatlah,  saat teman-teman menjadi sangat jenuh dan lelah dengan semua cemooh yang menelan semua api semangat di masa awal dulu, ingatlah bahwa teman-teman tidak pernah berjuang sendirian. Disamping teman-teman,  ada saudara satu asrama yang tengah melewati hal serupa. Di provinsi sebelah,  di pulau sebelah ada jiwa dan raga yang sama letihnya, sama berjuangnya.

Dan jangan lupa,  di sana,  di gedung biru di jalan lenteng Agung no 20,  ada mereka yang selalu memasang diri di garda paling depan, memberi teladan tentang bagaimana perjuangan sesungguhnya dilakukan. Agar kita senantiasa bersuka hati,  dengan tujuan yang semoga benar membuat kita mulia dihadapan-Nya.


Ingatlah,  saat teman-teman merasa pudar karena hidup dibelantara cahaya yang menyilaukan,  ingat-ingatlah bahwa di luar sana masih banyak sekali tempat gelap yang memerlukan pelita, menunggu cahaya dari teman-teman semua. Maka, jangan lama-lama merasa pudar, apalagi berpikir untuk padam. Ambil nafas sejenak, dan bersiaplah untuk medan minim penerangan berikutnya. Sebab setiap cahaya memiliki tempat bertenggernya masing-masing. Maka jadilah yang menerangi dengan ikhlas,  dengan hanya mengharap balas dari Ia Yang Maha Menerangi.

Juga bagi teman-teman yang telah melihat gurat sinarnya di banyak tempat.  Saling membantulah, sebab paham karena satu cahaya tak pernah cukup,  maka jadilah yang turut membantu cahaya-cahaya lain bersinar dengan sama indahnya

Teruslah ingat bahwa tidak ada peradaban tanpa adab. Bahwa menaruh sepatu di rak itu adalah adab,  mendengarkan orang yang berbicara itu adalah adab,   menahan diri dari tidur pagi itu adalah adab, izin pulang malam itu adalah adab,  bahwa berkata santun dan lemah lembut serta keinginan untuk selalu menyenangkan hati saudara itu adalah satu dari banyaknya nikmat dari adab. Maka,  semoga teman teman dapat merasakan nikmat adab itu lebih awal (sebab penulis yang merasa sangat terlambat melakukan dan merasakan manisnya buah dari adab itu).

Banyak-banyaklah bertanya,  sebab dengan begitu kita telah melakukan penyelamatan dari sulitnya hidup dengan pikiran yang sempit.

Jadilah banyak membaca,  termasuk membaca keadaan. Karena yang paling bijak adalah yang tau bagaimana menempatkan dirinya.

Dengan begitu,  semoga saat menyelesaikan satu masa paling penuh pencarian yang sungguh meneduhkan ini,  teman teman telah siap menjadi diri yang lebih luas dan lapang hatinya. Menjadi insan yang pemaaf dan banyak bersyukur atas banyaknya nikmat,  yang salah satunya adalah menjadi peserta Rumah Kepemimpinan angkatan 9, yang tidak diberikan Allah kepada setiap orang.

Hingga hati yang luas,  hati yang pemaaf,  hati yang bersyukur ( syukur yang menggerakkan kita untuk berusaha sebaik-baiknya) itu membuat teman-teman siap menemukan makna kebahagiaan yang sebenarnya, siap menjadi lilin-lilin menyala berikutnya.

Hingga tiada lagi ada penyesalan,  di 22 bulan, yang entah kenapa selalu terasa lebih singkat dari seharusnya.

Semoga teman-teman menemukan,  dan Allah senantiasa mudahkan.

Amin.

pesan khusus : Untuk Ksatria Tiara,  ingatlah,  belajarlah untuk jadi yang paling tau caranya menyambut tamu. Sebab kesempatan baik itu akan banyak mendatangi teman-teman,  dan karena tamu-tamu yang datang itu bukan orang sembarangan. Muliakanlah,  agar Ksatria Tiara 9 pun jadi mulia karenanya. Deal?

-Dari yang memandangimu dari jauh,

Di Payakumbuh, 18.06.2018 (Sebagai rasa syukur dan terimakasih atas kejadian super bersejarah hari ini,  dua tahun lalu,  18.06.2016 : Hari tanda tangan kontrak sebagai bagian Rumah Kepemimpinan,  Tiara Angakatan 8)-

(Repost Line 18 Juni 2018)

Komentar