|
malam perpisahan yang tidak perlu dilupakan |
Lucunya,
kita sering sekali terjebak dalam diksi sehari-hari yang justru
berlawanan dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Salah satunya :
Melupakan.
Ada begitu banyak hal yang ingin kita lupakan dalam
hidup ini. Begitu banyak situasi menyakitkan yang rasanya akan membuat
kita lebih baik jika menganggap hal itu tidak pernah ada. Tapi, apa kita
benar-benar lebih baik tanpa ingatan itu? Apakah akhirnya, kita
benar-benar melupakannya?
Nyatanya, tidak. Yang ada, semakin
kita berusaha melupakan, ingatan itu semakin melekat kuat tak
terperikan. Yang terjadi, saat memori itu sengaja dipadamkan, ia malah
makin menyala berkobar-kobar. Sebab, lupa yang sebenarnya itu tidak
bersyarat, sederhana dan terjadi begitu saja. Ringan seperti saat kita
tidak ingat dimana menaruh kunci motor atau nama seseorang yang baru
dikenal.
Jadi, buat apa dilupakan. Toh ingatan itu sudah menjadi bagian dari diri kita.
Bahwa
suatu hari kita pernah membuat orang yang kita sayangi kecewa, menyukai
seseorang yang bahkan tidak sekalipun melirik kita, membuat lelucon
yang payah, berlaku pecundang dengan malah memilih pergi dari ia yang
sungguh-sungguh kita cintai, disakiti oleh mereka yang harusnya paling
melindungi, bahkan kejadian manis yang tidak mungkin terulang, dan
semuanya.
Jika kita siap, menolehlah sejenak kebelakang.
Tersenyumlah. Sebab, meski sakit, ingatan-ingatan itu sejatinya membuat
kita tumbuh. Memberi kesempatan untuk kita berkenalan dengan kata
'terimakasih', kata 'maaf'. Lalu berjalanlah lagi kedepan, dengan hati
yang lapang. Kehidupan yang lebih tenang. Saat waktunya sudah tiba,
memori itu akan berganti, bertukar dengan sesuatu, yang semoga lebih
indah.
🖼️ : Malam perpisahan bersama Pulau Sabira dan isinya~ (yang benar-benar tidak perlu dilupakan wkwk)
Repost ig @dianfhaatma, November 2018
Komentar
Posting Komentar