|
si ibu, anak dan potograpernyah |
Diakhir
buku karya Tina L. Seelig yang terbit pertama kali tahun 2006 ini, ia
menyuratkan pesan terutama bagi kalangan muda berusia 20 tahunan.
Kira-kira pesannya seperti ini : "Berhentilah menunggu orang lain untuk
memberi izin tentang apa yang sebaik dan seharusnya dilakukan. Ambil
resiko, dunia ini bukan gladi bersih!"
Yay, maka berhentilah.
Ada
begitu banyak hal yang mampu menjerat kita pada cara pikir tradisional
yang mengesampingkan solusi alternatif. Kata-kata netizen, keterpurukan
dalam kegagalan, kesempatan "berdalih", keengganan meminta maaf dan
ketidakjelian dalam membaca situasi tentang "kapan kegigihan akan
bernilai sebagai kebodohan".
Padahal, setiap hari kita berkutat
dengan kesempatan-kesempatan emas yang tidak terulang. Yang benar saja,
mana ada yang namanya kesempatan kedua? Karena, ketika kesempatan yang
(seolah) sama datang untuk kali kedua, maka ia kesempatan berbeda,
dengan peluang yang juga berbeda. Maka, selalu hanya ada satu kesempatan
untuk jadi menakjubkan, kesempatan menantang asumsi populer,
bereksperimen, gagal, dan melihat dunia dengan mata yang lebih segar.
Jadi,
terimakasih ya sister. Nyatanya, pandangan bahwa "Wisuda bagi ibu
beranak dua pasti sulit" itu memang benar, tapi 'tidak mustahil' .
Terimakasih, sudah menantang asumsi dan membuat bocah ingusan ini mau
tidak mau mesti belajar, serta berhenti berdalih atas semua
kemalasannya.
Selamat menuai keberkahan dari gelar barunya, Sarjana Keibuan.
Repost ig @dianfhaatma, Oktober 2018
Komentar
Posting Komentar