The Butterfly Effect
- Benarkah satu kepakan sayap kupu-kupu di Brazil mampu menyulut tornado di Texas?
The Butterfly Effect, merupakan sebuah teori kekacauan (chaos theory) yang berusaha menjelaskan bahwa perubahan yang sangat kecil di suatu tempat dapat membuat perbedaan teramat besar di waktu dan keadaan berikutnya.
Usaha Lorenz E. N sang matematikawan dan ahli meteorologi ini dalam menyelesaikan persamaan tak linear, sebagai usaha meramalkan cuaca di tahun 1960-an, telah mempertemukannya dengan istilah ini : Butterfly Effect. Hari itu merupakan sejarah bagi Lorenz, tindakan meninggalkan 3 angka (dari total 6 angka) dibelakang koma dari hasil pencariannya ternyata membuatnya harus dikagetkan dengan perubahan corak cuaca yang drastis dan tidak terbantahkan.
Begitulah, istilah ini kemudian menjadi pembelaan mutakhir atas kejadian besar dunia, yang diawali oleh hal yang begitu sepele. Siapa yang menyangka bahwa aksi salah belok pengemudi mampu menyebabkan meletusnya perang dunia? Seekor anjing mati yang memicu terorisme global? Rasa kasihan yang meleset dan nasib 60 juta manusia yang mesti tertumbal?
Akhirnya, tidak ada yang namanya 'hal kecil' dalam hidup ini. Sebab, satu tindakan yang kita lakukan saat ini dapat memberi variasi akibat yang jauh berbeda dimasa mendatang.
Jadi, apakah satu kepakan sayap kupu-kupu di Brazil mampu menyulut tornado di Texas? Entahlah. Kemungkinan tornado itu berubah jadi angin sepoi nan sejuk di Indonesia pun masih ada. Mulai dari menaruh sepatu di rak, menghabiskan makanan di piring, bersepeda untuk pergi bekerja, menyapa satpam dengan wajah riang, berkomentar yang santun dan berhenti membuat seseorang menunggu, barangkali bisa merubah perasaan si kupu-kupu, barangkali bisa segera mengubah dunia! Entah, karena semua mungkin, jadi tidak salah juga jika dimulai.
Bumi berputar, alam bekerja, takdir apalagi.
Repost @dianfhaatma, November 2018
Komentar
Posting Komentar