Denga-Dengar Jawabannya 'Mendengar'

lala yang anarkis

Yay
, setiap individu pasti ingin menjadi seseorang yang disukai oleh banyak atau mungkin semua orang, meskipun hal itu bisa jadi adalah satu di antara sekian hal yang tidak akan pernah terjadi di dunia. Alasannya tak lain dan tak bukan adalah karena manusia tercipta dengan beragam watak, sejarah, dan latar belakang kehidupan, plus pengalaman yang berbeda yang mengakibatkan adanya perbedaan persepsi pada tiap individu tentang apa yang disukai dan apa yang tidak disukai. Oleh karena itu, jawaban dari pertanyaan ini boleh jadi sangat subjektif.

Selama berkuliah di jurusan psikologi, saya menemukan satu hal yang sekiranya dapat kita perhitungkan untuk dapat menjadi seseorang yang disukai, dan dengannya semoga  menghindarkan kita dari menjadi orang yang tidak disukai. Hal itu adalah mendengarkan.

Percaya atau tidak, di Jepang, terdapat profesi yang tugasnya ialah mendengar curhatan dari orang-orang yang bersedia membayarnya. Pekerjaan ini tidak dilakukan oleh seorang psikolog terkenal, melainkan oleh seseorang yang memiliki kemampuan untuk dapat menjadi pendengar yang baik, terlepas dari ia mengenyam pendidikan formal atau tidak.

Berdasarkan fenomena ini, kita dapat melihat bahwa mendengarkan adalah kebutuhan yang sangat krusial bagi manusia, sampai-sampai beberapa orang rela membayar untuk dapat didengarkan. Ya, mendengar dengan begitu menjadi salah satu karakteristik yang mampu menjadikan seorang disukai, mengingat tak semua orang mampu melakukan hal tersebut. Manusia lazimnya ingin menjadi orang yang selalu diperhatikan. Oleh karenanya, kita barangkali sangat senang berbicara lantaran hal tersebut membuat kita mendapat kesempatan untuk diperhatikan. Namun, hal tersebut kadang membuat kita lupa bahwa selain didengar, kita juga perlu mendengarkan agar terbentuk hubungan sosial yang baik dan seimbang.

Maka, menurut saya, hal yang membuat seseorang kurang disukai ialah ketidakinginan seseorang untuk berbagi peran sebagai pendengar. Tidak jarang agaknya kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, keluarga terdekat, teman, atau mungkin diri kita sendiri menjadi sosok yang terlalu dominan dalam pembicaraan dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara dan didengar. Hal itu disadari atau tidak menyebabkan kita memiliki jarak dari orang-orang yang sebelumnya ada untuk mendengarkan kita. Misalkan, seorang teman secara terus-terusan menceritakan hubungannya dan pasangannya kepada kita tanpa memberi kesempatan untuk menceritakan hal lain diluar itu dan tidak memberi respon yang baik. Kita sebagai seorang teman pastilah akan sulit merasa nyaman dalam situasi tersebut dan perlahan-lahan meninggalkannya, mencari teman lain yang dapat memenuhi kebutuhan kita untuk juga didengar.

Itulah alasan mendengar menjadi hal yang penting agar kita dapat sukses dalam hubungan sosial dan menjadi orang yang disukai karenanya. Hal yang juga perlu diingat ialah mendengar bukan sekedar menyimak cerita orang lain, melainkan memberikan respon yang tepat di waktu yang tepat.

Skill mendengar atau dalam ranah psikologi dikenal dengan istilah active listening ini memang tidak dapat dikatakan mudah, melainkan butuh latihan rutin dan jam terbang. Seorang sarjana psikolog yang sudah 4 tahun berkuliah saja belum tentu memiliki skill active listening yang baik, menurut penuturan seorang dosen saya. Maka dari itu, melalui tulisan ini saya mengajak kita semua untuk tidak sekedar melatih skill berkomunikasi, namun juga skill untuk mendengar. Karena dengan mendengar, kita memahami dan menunjukkan kepedulian.

Jadi, ayo mendengar dan menjadi pendengar yang baik ;)

Nb: Ini (tidak menjadi pendengar yang baik) hanyalah satu banyak hal yang membuat kita tidak disukai, namun saya rasa hal ini sangat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena tidak membutuhkan biaya dan dapat digunakan dalam berbagai situasi dalam hidup dan berkehidupan. ;)

(dari jawaban selasar 1 November 2017)

Komentar