Tuan & Nona : Dimulai dengan huruf 'R'

Ranting flamboyan kering itu berayun-ayun. Sepertinya ingin segera melepaskan diri dari cengkraman sang pohon. "dumm.." disertai bunyi patahan-patahan,  kini ranting itu sudah berada di aspal dekat lapangan sebuah sekolah menengah atas. Mengejutkan seorang perempuan yang hanyut dalam lamunannya.
"Saya yang menyuruh anda pergi,  saya yang menyuruh anda jangan kembali. Saya juga yang,.. detik ini kembali memanggil-manggil nama anda. Menjadi orang yang konsisten nyatanya memang berat,  tapi lebih berat lagi jadi insan yang merindu. Merindu yang ia ribuan kali mencoba mengusirnya. Rindu yang berpadu sendu. Rindu yang entah dengan apa dipuaskannya. Sebab menemuinya menggariskan luka,  tapi tidak bertemu dengannya menyiratkan, rindu. Benar juga ya kata pujangga,  rindu itu seperti penyakit. Sederhana tapi banyak maunya".
"Tuan,  apa kabar disana?
Aku 'R'.i.n.d.u" (aku sengaja tidak menaruh titik,  karena rindunya belum berhenti,  jadi jangan diberi titik) 
Sang nona menatap tanah lapang,  pikirnya menembus awan. Hanya ada satu pertanyaan dikepalnya. Satu,  hanya satu.

Komentar