Kerja Kerja Domestik

Minggu Pagi, demi terhindar dari setan bantal
26 April 2020


Selamat pagi dunia!

Tulisan kali ini akan membahas salah satu temuan menarik setelah cukup lama menjadi penjaga rumah profesional (semoga) yaitu "betapa tidak mudahnya menjaga rumah dan semua isinya".

Mulai dari membersihkan, membuat sistem agar kebersihan itu terjaga, memelihara mood agar tetap mau membersihkan (mengikuti standar dan sistem yang sudah dibuat) meski sedang kacau balau, DANNN... yang paling epik adalah mengatasi hal-hal yang sama sekali tidak terduga.

Bayangin aja kejadian kejadian kayak tiba-tiba pompa konslet terus ga ada air seharian, toren kemasukan kadal terus kadalnya mati didalam dan seluruh air jadi bau bin harus dikuras, genteng tempat jemuran rembes sehingga semua baju yang udah kering gak sekedar basah lagi tapi jadi kotor dan harus kembali dicuci, sabun jatuh ke kloset. westafel mampet, teras tiba-tiba di-poop-in kucing-kucing belum berakhlak, sapu rumah patah, kipas angin tiba-tiba gak mau nyala, gagang pintu copot, satu dapur disemutin, blender bocor, ada kodok di wc, terikaan lengket dan jadi ga bisa dipake, pintu kulkas ga rapat terus semua makanan jadi basah, ketumpahan ini-itu yang butuh waktu lama buat beresinnya dannnn... semua hal tidak terencana yang menguras emosi, waktu dan tenaga. 

Mungkin itulah kenapa ibu-ibu jadi doyan banget ngomel masalah-masalah sepele kayak baju yang ditarok sembarangan, gayung yang ga diangkat dari air (yang bikin gayungnya cepet lumutan) atau sesederhana odol yang jatuh ke lantai (???), mungkin itu adalah salah satu defense mechanism agar tetap waras, agar tidak semakin banyak lagi hal tidak terduga yang harus dihadapi dan menyita diri seisi-isinya. 

Intinya, hargai aja kalau orang rumah (terutama ibu-ibu) marah-marah gak jelas karena hal sepele, anggap saja itu manifestasi dari usaha kerasnya menjaga kewarasan rumah beserta isi-isinya (yang tanpa disadari kadang sampai mengabaikan kewarasannya sendiri). RESPECT!

*additional :

Ditambah lagi kalau misal biasa tinggal sendiri atau tinggal bersama orang yang memiliki standar hidup yang sama, terus tiba-tiba harus kedatangan orang dalam waktu lama (sebut saja pasangan dan anak) dan wajib kudu harus berkompromi mengenai standar standar yang selama ini diyakini. Yeah, tidak salah kalau orang-orang yang sebelumnya santuy, ramah, humble bisa menjadi srigala kalau di rumah wkwkwkkw. 

Karena rumah bagi sebagian orang bisa sangat privasi dan tentu sangat sulit berbagi wilayah privasi kepada orang lain.  Ini juga jadi salah satu temuan dari kedatangan teman-teman menginap di rumah dalam waktu yang cukup lama. Perbedaan gaya memperlakukan barang,sistem kebersihan yang diterapkan, atau perbedaan cara masak sekalipun.. kalau gak pintar-pintar dikomunikasikan bisa dengan mudah memunculkan percikhan-percikhan apih. Bahkan sama temen yang notabennya buat seru-seruan. Apalagih nanti, huwwiw, betapa fananya dongeng disney di usia segini wkwk.

Mengutip salah satu ungkapan psikolog kece yang pernah ditemui "Kisah-kisah disney yang ngomong 'happy ever after' itu cuma dua jam, coba dipanjangin filmnya sampai 5 tahun, pasti isinya benyakan berantem tuh" wkwk.

tulisan ini dipelopori oleh kejadian jumatt sore dengan extra moral value : hati hati sama apa yang dibaca karena kadang jadi doa wkwk





Komentar