Officially Social Distancing

Akhirnya pengumuman itu terlahir ke muka bumi. Dimulai dari kabar lockdown kampus kuning, berlanjut ke lockdown-lockdown lainnya. Sejak saat itu, semua berita berisi hal yang sama hingga bisa membuat gila. Dari pagi sampai pagi beritanya itu-itu lagi.

Bagi sosok manusia yang telah lebih dulu menghabiskan banyak waktu seorang diri dirumah, pengunguman ini jadi sedikit membuat geli. Ya seperti biasa, segala yang disuruh jadi tidak mengasyikkan lagi untuk dikerjakan. Hew...

Tapi beberapa hal yang unik ditemukan

1. Lucu melihat berita menyorot orang tua yang bingung cara belajar bersama anak dirumah (atau secara kasar, bingung cara menghabiskan waktu bersama dirumah)

2. Disisi lain, bentukan warga +62 yang lain yang mungkin sangat rindu bercengkrama dengan keluarga (tapi tentunya bukan dirumah) malah jadi kerajinan liburan, dengan dalih "mumpung libur panjang" sampai ada headline berita "Tetap aman berlibur saat Corona" *dengan background pantai*

3. Peristiwa panic bullying yang mampu memperlihatkan shadow manusia sesungguhnya wkwk.

(Sampai waktu itu ketemu artkel yang membahas tentang psikologi pandemi, yang bahas : sebenarnya pandemi adalah sejarah berulang, dimana yang mematikan sebenarnya itu bukan pandeminya, tapi saat orang-orang mulai kehilangan altruisme sehingga gagal mengutamakan populasi yang lebih lemah dan mulai menunukkan perilaku selfish yang sangat kuat seperti berebut vaksin, bangsal di rumah sakit, bahkan makanan di pasar-pasar. Nah itulah yang bikin di pandemi-pandemi sebelumnya banyak yang kembali ke haribaan pertiwi. Waw, so interesting!

alhamdulillah ayah akhirnya pulang wkwk 

Dari ingatan minggu ketiga Maret yang membuat keinginan menggebu-gebu baca berita apa saja asal bukan soal wabah-wabahan.


Komentar