Menjemput yang tertinggal

pemandangan dari McD sarinah dini hari dengan abang tahu bulat sebagai penguasa jalan sesungguhnya


Bagaimanapun, janji adalah hutang. Kadang kita jadi pembayar hutang yang menyenangkan, kadang juga jadi yang menyebalkan bin menyusahkan. Tapi bagaimanapun janji adalah hutang. Harus dibayar meski yang dihutangi tidak lagi mengingatnya dengan hati senang. 

Maka, isi dari minggu dua adalah membayar hutang-hutang tak terlihat yang mungkin sudah sepenuh buku kalau dicatat. Hutang itu adalah janji bertemu, menyelamatkan pertemanan dengan menyediakan waktu khusus setelah bulan-bulan menunda dengan dalih ada huru hara di pusgiwa (padahal emang dasar ngatur waktunya aja belom jago, dasar warga +62 banyak alasan wkwk). Jadi kepikiran, baru sibuk sekelas kampus aja udah hampir mengorbankan hubungan dan kesehatan lahir batin wkwk, apalagi nanti? Ah, memang simulasi sibuk yang penuh perenungan. Harus disiasati lagi agar tidak menimbulkan kegoncangan masa depan yang pasti lebih 'demanding' dari hari ini. 

Dan, terselamatkanlah ia pertemanan. Dengan pertemuan yang tidak akan mampu digantikan vitur chat dan telpon gratisan (Ew!).


Disarikan dari ingatan yang tertiup dari cengkareng, GI, sarinah, depok dan sekitarnya.
Untuk Minggu 2 Februari 2020 (yang penuh pertemuan)



Komentar