Takkan Apa

Tanggal 22 April, yea besok taraweh dirumah :")
(dan info PSBB ditambah 28 hari lagi plus perintah resmi ga boleh mudik dari Pak De tadi sore)

Yeah, ini adalah tulisan tidak penting lainnya yang berguna untuk kesenangan pribadi penulis (setidaknya ni blog macem aktip gitulah rajin di tulis wkwk).
*Yaampun kalau anak penulis membacanya suatu hari nanti, ia akan tau betapa tidak penting pekerjaan ibunya di masa pandemi wkwk

Yak, setelah heboh-heboh bahas film :  sesuatu yang jarang banget dilakukan, mari kita bahas yang juga tidak pernah dibahas sebelumnya :  lagu wkwk

Jadi, penulis belum tersohor ini ingin mengapresiasi seorang penyanyi Indonesia, yang baru disadari (pas bikin tulisan ini) lagu-lagunya telah mengisi perjalanan 2019 penulis secara tidak direncanakan, ia adalah Yura Yunita.

(Meskipun penulis harus akui ia menyukai semua lagu tulus namun tidak menyukai semua lagu Yura, dan jika sekali seumur hidup diharuskan datang ke konser maka akan tetap memilih tulus wkwk yaa thanks kepada seseorang yang sudah mewujudkan nonton Tulus langsung meski tidak lama, sungguh itu seperti doa iseng yang terwujud sebelum lulus, emang ada ada aja dah rezeki wkwk *ya tapi tetap suka dua penyanyi ini karena kerasa dari hati lirik-liriknya. )

Dimulai dari akhir 2018, ketika terpilih jadi pengajar dan harus menyingkronkan kepala karena ide masuk BEM UI yang mulai menyita semua kesadaran. Waktu itu lagi sering-seringnya putar lagu "Merakit" yang jadi soundtrack GUIM diawal 2019 yang penuh gonjang-goanjing (ada-ada aja dari disidang dilokasi titik gegara perkorbidan, tiba-tiba ada laporan dari kemenko maritim kalau enj 2018 di sebira utang sama warga 500 ribu tapi gak mau bayar (??!), dan semua kejadian super ngakak yang waktu itu rasanya "yaampun ada lagi" untuk sesaat kemudian "ada lagi?" wkwwk).

Salah satu lirik yang cukup menguatkan waktu itu, di bagian ini :

"Percaya hatimu, kuatkan dirimu.Tak pernah menyerah. Berani melangkah. Percaya tangismu, dan perjuanganmu akan jadi kisah terbaik dihidupmu. Tak apa terjatuh, bangkit dan tersenyumlah. Keterbatasanku jadi kelebihanku. Kita terus maju, semesta kan bantu"

Dan, ketika membuat refleksi akhir tahun 2019, dengan semua drama dan cerita yang membuat 2019 tidak akan pernah terasa "begitu saja", tiba-tiba keingat lagu Yura ft RAN yang judulnya "Melawan Dunia". Rasanya, terwakili dengan lagu ini, lagu paling romantis yang dinyanyikan khusus untuk diri sendiri (yang bikin pantai lampung jadi sangat berkesan, karena akhirnya ngerti rasanya dengerin diri sendiri, senengnya bisa ngomong sama diri sendiri sampai netes-netes menambah pasokan air asin dilaut)

"Mungkin berat tapi ku tahu, apa yang kita jalani sulit mereka pahami. Namun ku Yakin Ada jalan untuk kita. Bersama, asalkan kita berani mencinta sepenuh hati. Meski seakan Aku dan kamu : Melawan Dunia"


Dan satu lagu lagi, lagu yang super unik karena bisa membawakan lirik yang sebenarnya sedih dengan cara yang sangat epik dan cheerfull, judulnya "Takkan Apa". Sampai sekarang kalau iseng suka liat video klipnya yang bawain konsep jadul,dan cocok untuk siapa saja yang patah hati tapi udah bosen sedih.

Liriknya yang paling ngena itu

"takkan apa, takkan apa jika kau ingin pergi. Tinggalkan aku. Tak perlu menunggu waktu, untuk kau berlalu. takkan apa"

dan ditutup akhir yang super mencengangkan

"Bila kan baik bagimu, bila kan baik bagiku, aku kan baik saja. Tak apa karena ku cinta"


Baiklah, kita takkan apa, Dian.



Thankyou Yura and the geng, yang dari hati emang sampai ke hati 


(pada akhirnya, bagus atau enggak suatu lagu emang dipengaruhi oleh seberapa kuat itu terasosiasi dengan pengalaman pribadi individu , well.. yeah :")






Komentar