Rumah-pikiran besar

Maret menjadi awal yang baik meski terlalu dini untuk menjadi seorang introvert (karena nanti negara bahkan memuja jika kamu bersedia menjadi anak rumahan yang mengurangi interaksi dengan siapa saja).

Setelah ditinggal dirumah sendiri karena acara nikahan yang membuat seisi rumah diterbangkan ke kota biru yang jauh di mata dan keinginan untuk banyak berkontemplasi seorang diri, disinilah kita, rumah dengan pagar, jendela, dan rooftop tentu saja.

Oh, gini rasanya tinggal sendiri. Memulai hari tanpa rencana dan keinginan tidak melakukan apa-apa, tidak lagi jadi masalah. Tidak ada aturan atau norma yang harus dijaga seperti jika tinggal bersama. Mulai dari merasa cicak mengganggu sampai membiarkannya melakukan tugas menjaga harmoni dengan nyamuk-nyamuk. Tapi selalu lebih awas dari semestinya soal kunci mengunci semua pintu. Soal mematikan kompor dan listrik-listrik. Menulis tanpa gangguan sampai rasanya harus menganggu diri sendiri. Sampai gedek liat rumah gak ada perpindahan barang yang berarti, kayak waktu banyak bocah disini (bagai lautan mainan). Nonton tanpa tapi dan sampai pagi, tidak ada yang peduli. Masak dari yang kebanyakan (kayak punya 6 anak) sampai kayak di rumah ga ada orang.

Menarik, tapi tidak selamanya menyenangkan.

Rumah yang dulu rasanya sempit, sekarang seperti kebesaran untuk menampung seorang anak manusia yang terlalu terbiasa berbagi ruang 4 tahun terakhir. Baru sadar ketika sendiri kita akan mempersempit ruang untuk memperpendek jarak titik awas. Semacam alasan kenapa jadi jarang keluar kamar, atau mendem di satu tempat dalam waktu yang lama. Ya paling enggak sebelum benar-benar terbiasa dan mulai memperbesar wilayah aman diri.

Tapi ada hal yang unik dari pemaknaan kecepetan introvert *sebelum disuruh negara jadi introvert ini wkwk, walau raga ada di rumah terkurung pintu dan pagar besar tapi ada setia kemana-mana. Melaporkan dan menyusuri dunia untuk kita : pikiran. Selalu bisa terbang kemana saja seperti bunga dandelion yang ringan. Mungkin itu kenapa walaupun orang dipenjara, kalau pikirannya masih menyala, maka ia tidak akan merasa terkurung dan diam saja.

Menarik, menemukan sisi introvert yang sudah lama ingin menunjukkan eksistensinya
Di awal Maret yang penuh resapan, hujan dan bulan.

di rooftop yang memang adalah harta karun dari sebuah rumah di kota



Komentar