Kelewat Rindu

"Dan tercukupkanlah mereka, Sholat, Salawat (dimana Rasul selalu jadi contoh paling utama) dan Silek, sebagai 3 komposisi yang dengannya kita berdiri dengan kuda-kuda yang kuat dan siap, pada "musuh yang tidak dicari, namun jika datang pantang dielakkan". 
 Foto diambil di XXI Detos

Surau dan Silek : Sebuah film keluaran Mahakarya Production yang menceritakan gambaran kehidupan dan kebudayaan masyarakat Minang,
Sebuah film yang sukses jadi pelarian dihari dimana emosi teraduk-aduk, hari ini.
.
Setelah apel senin yang antik pagi tadi, mereka bilang kita mesti terbiasa, namun tetap saja, kepergian tidak pernah mudah. Sebatang daun muda lain untuk kesekian kali, telah memilih arus sungainya sendiri. Baiklah, dengan kepercayaan yang masih sama, bahwa setiap arus akan bermuara di laut lepas, maka berlayarlah.
-----


Film dimulai, memori turut diputar. .
Seorang perempuan beruban berjarak satu kursi mulai mengusap air matanya, tiada beda dengan perempuan yang menuliskan kisah ini. Ingin rasanya bertanya "Sudah berapa lama ibu tidak pulang kampuang?". Tapi anggap saja kita sama paham, rindu ini tidak terbendung.

Kepada surau di kampuang, yang pada masanya pernah begitu berjaya jadi tempat favorit siapa saja. Jadi lokasi dari pemangku adat yang hobi bermusyawarah, tempat berkumpulnya bundo kanduang yang masak bersama untuk santapan berbuka, hingga rumah strategis bagi anak-anak yang sedang mengisi bekal kehidupan, semuanya dilakukan disurau.



Ya, Itulah pada suatu masa, dimana kita percaya bahwa surau adalah tempat terbaik untuk menanam kebaikan serta harapan bagi generasi mendatang. Hingga kelak, disaat mereka harus meninggalkan kampuang untuk mencari bekal lebih banyak, mereka terus ingat, bahwa dimanapun bumi dipijak maka disitulah langit dijunjung.

Terus ingat, bahwa perantau sesunguhnya ialah ia yang ingat untuk 'pulang' dan jadi kacang yang tiada pernah lupa pada kulitnya

Atau pada silek, yang tidak pernah sesederhana ilmu untuk membela diri semata. Silek adalah cara mengamalkan ajaran surau, lahir silek untuk mencari kawan, sedang batinnya mencari Tuhan

Dan tercukupkanlah mereka : Sholat, Salawat (dimana Rasul selalu jadi contoh paling utama) dan Silek, sebagai 3 komposisi yang dengannya kita berdiri dengan kuda-kuda yang kuat dan siap, pada "musuh yang tidak dicari, namun jika datang pantang dielakkan".

Semoga mereka masih ada,

"Den Takana jo Kampuang"-15 Mei 2017

(Repost Instagram 15 Mei 2017)

---

Karena dirimu butuh kamu!

"Self Care" adalah salah satu metode yang dapat digunakan saat seseorang dilanda kelelahan fisik maupun psikis. Sebuah cara yang didapatkan di kelas pembekalan psikologi first aid di fakultas Psikologi, kira-kira 2 bulan yang lalu. Cara ini, ujar Mbak Ira (salah satu pegawai di Pusat Krisis Psikologi UI) lazim digunakan untuk para penyedia pfa saat mereka pun dilanda kelelahan (fisik dan psikis) di lapangan tempat mereka bekerja. Pasalnya, pekerjaan yang menggunakan rasa empati tinggi, tidak dapat di tampik juga memberikan kelelahan tersendiri. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menerapkan self care, bisa dengan nge-teh sambil menggenggam hangatnya gelas teh yang kita minum, bisa dengan berjalan ditaman sambil mendengar kicauan burung dan merdunya suara jalanan, atau sekedar bercerita pada diri sendiri tentang bertapa menantangnya hari ini, intinya ialah meluangkan sedikit waktu untuk istirahat dan berduaan dengan diri sendiri. 


Maka, menonton sebuah film yang mengingatkan akan nuansa yang biasa menjadi menyubur semangat, juga tidak ada salahnya *ceritanya coba menerapkan self care. Sesekali bolehlah kiranya kita meluangkan waktu untuk tubuh dan pikiran serta hati yang sudah begitu tangguh menanggung segala macam kelelahan yang menderanya. Jadi, Yuk Nge-Self Care!

We are 'hero' of ourself-

Komentar