Bola Bekel bukan Gelas Kaca

 
ai belip i ken flay


Setelah nonton film Susah Sinyal yang berlokasi syuting di pantai elok Sumbawa, entah kenapa jadi terus-terusan keinget tokoh Charles yang diperankan Ge Pamungkas. Perwatakan Charles yang selalu takut dan penuh dengan trauma jadi tamparan sendiri buat manusia yang berusaha memacari ilmu psikologi 4 tahun terakhir ini.

Bayangkan kalau kita semua seperti Charles. Setiap ada kejadian gak menyenangkan, langsung trauma, alhasil takut mau ngelakuin apapun. Liat kayu, jerit jerit karena inget dulu pernah luka gara gara kayu. Mau makan ikan nangis, karena kalau dulu selalu ada ibu yang selalu misahin tulang dan daging ikan. Mau nyebur takut, karena dulu kakek meninggal karena kelelep.

Syukurlah, kita manusia yang apa boleh dikata akan selalu berada pada putaran senang dan sedih kehidupan, gak selemah itu. Dalam psikologi, aliran humanistik (yang meski memiliki banyak penentang) hadir sebagai pemberontakan akibat fokus ilmu psikologi saat itu yang sangat mengacu pada ragam 'sakit' yang dialami manusia. Humanistik menawarkan cara pandang baru dalam melihat manusia : Potensi untuk berkembang dan keberdaannya (termasuk kemampuan untuk bangkit dari segala keterpurukan).

Akhirnya, kita harus menyadari bahwa kita bukanlah gelas kaca yang sekalinya jatuh langsung pecah. Kita itu bola bekel. Kita itu memantul. Lebih tinggi, semakin tinggi.
Jadi, untuk kita semua yang sedang berjuang, jangan lupa : semakin keras menghujam, semakin daya pantul itu besar. Juga ingatlah, dibawah sana pun banyak hal bisa dinikmati :)

Komentar