Mendefinisikan Kita

 
menuju demis di depan mata


Lantas, kita merasa sudah mampu mendefinisikannya : warna.

Saat kita mengatakan langit adalah biru, kuning itu matahari dan api warnanya merah.

Kita lupa, yang kita lakukan justru sebaliknya. Kita tengah menjelaskan langit dengan warna biru. Kita sedang berupaya menggambarkan matahari dengan warna kuning. Kita hanya menerka merah dengan sesuatu seperti api.

Lalu, apa itu warna biru?
Siapa itu kuning?
dan bagaimana menjadi merah?

Disonansi ini kian mengganggu. Menunggu kita membuka lagi buku ilmu pengetahuan alam yang lama bermandikan debu. Kita baca, katanya "warna adalah spektrum tertentu yang terdapat dalam cahaya sempurna dimana identitasnya ditentukan panjang gelombang cahaya itu sendiri".

Kita tersenyum. Ternyata, ini bukan pertanyaan baru yang jawabannya adalah tidak usah dijawab. Kita nyengir di depan kaca, dan menyimpulkan bahwa kita memang masih kurang membaca.

Akhirnya, tidak ada definisi terbaik dari warna selain warna. Dari biru sebagai biru, kuning hanya kuning, dan merah yang memang adalah merah. Dari kamu yang adalah kamu, aku sebagai aku, tanpa perlu menjadi sesuatu selain itu.

Maka,
#inilahsaatnya
#merayakankita
#festivalwarna
20.12. 2019
di Balai(rung)kehidupan.


Repost @dianfhaatma, 2019

Komentar