Mengingat Sejarah


pacaran bersama adik adalah kesenangan fana yang haqiqi (waktu lagi baikan)

Seringkali, kita mengingat suatu tempat bukan karena tempatnya. Mengenali suatu aroma, bukan disebabkan aromanya. Merasa tidak asing dengan sekumpulan nada, bukan akibat nadanya. Melainkan, karena kita menaruh sebuah ingatan dan mengizinkannya terasosiasi dengan baik bersama tempat yang kita lihat, aroma yang kita hidu, dan nada yang kita dengar.

Maka, tidak salah kiranya jika tempat, aroma dan nada yang semula biasa saja, dapat bermakna berkebalikan diwaktu yang berbeda. Pengalaman, menjadikannya bermakna dan kian sulit dilupa.

Dalam rentetan sejarah hidup yang panjang dan penuh kejadian, kita tau tidak akan mungkin mengingat segala hal (dengan baik). Sederhananya, yang dirasa perlu akan tinggal, yang tidak, bakal hilang tanpa sesal. Hukumnya, pengalaman berbeda selalu lebih lekat, menimbang tidak ada yang mau repot-repot mengingat segala sesuatu yang berada di kurva normal. Karenanya, sesuatu yang langka, atau terjadi saat kita mengalami letupan emosi yang ekstrim (bahagia, sedih, kecewa, takut, dsb) senantiasa memenangkan kontes ingatan yang ketat dan penuh persaingan itu.

Akhirnya, sejarah tidak pernah bermakna sama bagi setiap manusianya, apapun itu jenis sejarahnya. Jika seseorang mengunjungi museum perjuangan kemerdekaan dengan ia yang membuat jantungnya lari sprint atau dengan setumpuk ingatan baik bersama guru sejarah yang keren, maka ia mungkin akan memiliki pandangan sejarah kemerdekaan yang berbeda. Tidak jauh berbeda dengan orang yang memiliki pengalaman berbahasa yang terasosiasi baik dengan suasana hati dan hal menarik saat menggunakannya, maka ia boleh jadi lebih mahir. Atau sepasang kakak beradik yang bersepakat menaruh kenangannya di tempat yang begitu mainstream, dimana waktu tempuh perjalanannya 3 kali lebih lama, dari waktu menikmati lokasinya. Tempat itu, kini, jelas tidak sama lagi bagi mereka.


Tapi, yang harus terus diingat : selalu ada kesempatan menciptakan sejarah, hingga selalulah ia terkenang, dalam ruang-ruang ingatan yang teduh, menyejukkan.
(Bismillah, bersama bulan sejuk, esok hari)


Repost ig @dianfhaatma, 2019

Komentar